Rabu, 23 Januari 2019

Gedongan Majir (Bagian 1)


Dusun Gedongan, Majir.
Tiga kata itu memiliki ruas memori yang cukup luas buatku. Itu adalah sebuah dusun di Jawa Tengah, tidak terlalu ramai apalagi populer seperti misalnya Dusun Kinahrejo tempat Mbah Marijan yang terkenal itu.

Dusun Gedongan terletak di Desa Majir, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. Menempati bagian pinggiran selatan desa, berbatasan langsung dengan persawahan desa. Diseberang sawah sudah merupakan Desa Sruwohrejo.

Secara umum tempat ini tidak punya perbedaan dengan tempat – tempat lain di daerah Jawa Tengah, tetapi karena masa kecil saya habis dengan bereksplorasi di sekitar dusun ini, makanya buat saya tempat ini sangat – sangat istimewa. Bagaimana tidak, Bapak dan Ibu saya pun juga berasal dari dusun yang sama meski kemudian kami pindah ke dusun lain tapi masih di desa yang sama. Entah bagaimana ceritanya sampai mereka akhirnya menikah, saya tidak banyak tahu, disamping juga mereka kurang terbiasa dengan keterbukaan. Hehe.

20 tahun lebih kutinggalkan sejak saya pertama kalinya resmi meninggalkan rumah orang tua tahun 2007 lalu, sampai sekarang pun kalau terlintas kenangan dusun itu tak terasa bulu kuduk spontan berdiri. Setiap detail jalan, rumah warga, pohon – pohon, binatang, warga dusun, dan lainnya tiba - tiba melintas. Persawahannya juga.

Sumber Gambar: republika.co.id
Orang tua Bapak dan Ibuku, atau mbahku bertempat tinggal hanya berjarak 100an meter, hanya ada 3 rumah lain yang memisahkan. Disamping rumah orang tua Ibuku ada pohon besar yang kami sebut pohon wuni, berbuah bulat kecil kemerahan rasanya agak sedikit manis asam tapi tingginya sekitar 10-15 meter. Biasanya berbuah setelah musim hujan. Dulu kami, anak-anak dusun waktu SD, paling suka memanjat pohon itu meskipun sebenarnya berbahaya. Disamping karena mencari buahnya untuk dihisap manis-asamnya, juga karena pada bagian puncak pohon itu yang cukup kuat untuk menopang 2 anak, kita bisa melihat jelas sekeliling dusun sampai pada persawahan selatan desa yang memperlihatkan kekuning-emas-an tanaman padi. Pada waktu itu, melihat sesuatu dari ketinggian 10an meter di desa buatku merupakan keindahan yang luar biasa. Abaikan melihat seperti itu lewat pesawat atau drone buat kami waktu itu. J. Sayangnya kami bahkan tidak bisa mengabadikan kenangan itu!!

Beberapa waktu lalu yang saya dengar, pohonnya sudah tumbang karena angin kencang.

Setiap musim rambutan, mangga, kami semua cucu dan anak – anak mbah tinggal petik. Mau kelapa muda? Tinggal panjat! Atau ambil galah panjang dengan dipasang sedikit kait kayu diujungnya. Beruntungnya…

Kalau bosan dirumah, tinggal ke sawah cari ikan. Bawa jaring (kampung kami menyebutnya Seser) dan ember. Padahal waktu kecil saya tidak begitu suka makan ikan, jadi akhirnya ikannya biasanya dimasak dirumah teman! Hehe.

Musim panen padi menandakan bahwa itu waktunya kami bermain layang – layang! Mulai pukul 11 sepulang sekolah sampai pukul 5 sore.. hehehe. Kalau lapar, layang – layang kami ikat di tanaman terdekat dan tinggal pulang dulu untuk makan. Saya sih kurang pandai membuat layang – layang, selalu beli, huft! Padahal, padahal, padahal-nya banyak…

Belum lagi bermain kelereng, gambar kartun, sepakbola, ngaji, petak umpet, dan lain hal.

Satu lagi, ada pohon buah lain yang jarang ditemui diberbagai tempat. Pohon Sawo Bludru, tapi jangan bayangkan dengan buah sawo kecik, tidak mirip sama sekali. Seperti namanya warnanya beludru, isinya mirip sawo kecik tapi tidak semanis itu. Kandungan airnya lebih banyak. Karena pohonnya jarang di dusun, buah itu agak sedikit mencolok. Anak – anak sering memetiknya sambil bermain, tapi sayangnya kadang tidak minta izin dulu. Maafkan kenakalan kami dulu ya mbah (pemilik pohon) L.

Kenangan ini terjadi berkisar antara tahun 1988 – 2000.

Kamis, 19 Mei 2016

Shakira Andien Adeeva

Putri kecil dambaan telah lahir.
Meskipun secara caesarean pada tanggal 18 Maret 2016 lalu, akan tetapi Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar.
Awalnya sih lumayan keder juga begitu mendengar penjelasan dokter, bahwa posisi jabang bayi dalam rahim istriku berada pada posisi sungsang ditambah dengan plasenta berada dibawah, sehingga kemungkinan lahir secara normal menjadi berat.
Walaupun beberapa kali check up ke dokter kandungan langganan dengan di-support obat, tetapi sampai waktu sudah mendekat situasi tetap tidak berubah. Dan akhirnya, keputusan caesarean pun diambil. Takut awalnya. Beberapa teman ada yang kasih saran, tentang caesarean, dan salah satu dari saran tersebut adalah menggunakan BPJS.
Tentu, biaya yang dibutuhkan untuk caesarean tidak sedikit, inilah salah satu faktor mengapa sebenarnya kami awalnya menghindari. Tapi kami coba ikuti saran dari teman tersebut. Beruntungnya, kami berdua memiliki fasilitas BPJS dari tempat kerja masing - masing, yang awalnya jarang kami gunakan.
Singkat cerita, jalanlah kami dengan BPJS bolak - balik mengurus rujukan ke Dokter Decyaran Lebang di RS Budi Kemuliaan Batam. Setelah beberapa kali check up, sampai akhirnya pada tanggal 17 Maret 2016 istri ingin check up karena kondisi kehamilan sudah agak sulit untuk tidur.
Padahal saat itu saya masih bekerja, sehingga istri menyetir mobil sendiri ke Rumah Sakit. Syukur Alhamdulillah istriku masih dalam lindungan-Nya sehingga bisa sampai Rumah Sakit dengan selamat.
Sempat tidak mengira juga kalau akhirnya Dr. Lebang menawarkan untuk dilakukan caesarean keesokan harinya, ini dikarenakan menurut beliau kondisi air ketuban istri sudah mulai mengeruh, sehingga dikhawatirkan terjadi hal - hal yang tidak diinginkan.
Sementara di tempat kerja, aku sangat kaget ketika tahu besok istri harus dioperasi. Meskipun sudah menyiapkan hal - hal di kantor, tapi tetap saja saya agak cemas dan buru - buru.
Setelah menginap di Rumah Sakit semalaman, akhirnya hari yang ditunggu tiba. Jantung berdebar, orang tua istri sempat cemas, tapi masih berusaha menahan.
Saat mengantar istri masuk ke ruang operasi-lah, hati jadi makin gugup, untuk menghabiskan waktu tunggu operasi selama kira - kira 90 menit.
Jarum jam pas pukul 17:09 WIB, seorang suster memanggilku sambil menggendong bayi, dia berkata, "Pak Prasasti, Selamat ya, anak anda telah lahir, perempuan. Silahkan ikuti saya untuk mengurus berkas - berkas di ruang bayi".
Deg, Alhamdulillah, Shakira Andien Adeeva telah lahir, dan setelah memastikan keadaan istri, aku segera meluncur ke ruang bayi.

Selasa, 20 Maret 2012

Hello World! I'm Here.....

Assalamu'alaikum....

Ditengah rentetan pekerjaan dan kuliah yang setiap hari mengelilingi, saya (sedang) belajar membuat blog baru setelah sebelumnya kurang berhasil dengan blog lama.

Sebagai seorang pemula, hal - hal yang akan saya share di laman pribadi saya ini adalah obrolan - obrolan dengan topik seputar keadaan di sekeliling kita sehari - hari.

Dengan berusaha menambah informasi bagi semua masyarakat, mari kita semua menyongsong hari esok yang lebih baik.

Penulis menyadari masih banyak kekeliruan dalam belajar membuat blog ini, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran demi bertambah baiknya dunia informasi.

Ok, it's time to learn more....